Industri clothing distro di Indonesia dimulai ketika beberapa anak muda dengan kesamaan hobi membuat marchandise untuk komunitas mereka sendiri. Harga pakaian import yang mahal, juga menjadi alasan mengapa komunitas – komunitas skate, bmx, music dan lainnya terfikir untuk membuat clothing brand yang dapat menunjang penampilan mereka.
Distro adalah kepanjangan dari distribution outlet, dan clothing sendiri adalah sebutan untuk barang – barang fashion yang dijual didalam distro. Pada masanya, selain pakaian distribution ooulet juga menjual cd musik, merchandise band dan barang – barang pelengkap yang mendukung kebutuhan masing – masing komunitas.
Beberapa brand yang berawal dari komunitas diantaranya adalah riotik, ouval, eat347 (sekarang unkl). Kini, distro clothing di Indonesia telah berkembang pesat dan mampu menggerakkan potensi perekonomian di daerah. Sesuatu yang tak pernah terfikir ketika awal mula clothing dan distro menjadi sebuah industri yang menjanjikan.
Pada tahun 2005an clothing distro memasuki masa keemasan, brand – brand lokal asal Bandung banyak yang melakukan promosi di televisi dan membuat banyak brand asal Bandung semakin dikenal diluar Bandung. Adanya simbiosis mutualisme antara clothing dan pegiat kreatif lainnya juga menjadi media promosi yang efektif bagi clothing distro. Beberapa clothing distro yang bekerjasama dengan beberapa musisi antara lain cosmic dengan naif, ouval dengan the milo dan god incorporated dengan koil.
Ditahun 2007, Kickfest yang merupakan expo clothing distro lokal diselenggarakan untuk pertama kalinya di Bandung. Event ini berawal dari clothing distro yang tergabung dalam “Kreative Independent Clothing Kommunity yang mempunyai tujuan untuk menyebarluaskan semakin mendekatkan industri clothing yang termasuk pada industri kreatif kepada masyarakat yang lebih luas. Pada perkembangannya Kickfest juga diadakan diluar kota selain bandung seperti di jogja dan malang, dan mengilhami acara – acara expo clothing lain dengan konsep yang berbeda dengan Kickfest seperti Indie Clothing Expo dan Jakcloth.
Di tahun 2011 an, era marketplace masuk dan membuat pola penjualan clothing dan distro berubah. Kemudahan mengakses marketplace membuat clothing – clothing besar berlomba – lomba membuat online store yang mudah diakses oleh konsumen mereka dan dapat mempertahankan penjualan barang yang mereka buat. Di era ini, banyak clothing distro yang kurang membaca situasi pasar dan akhirnya kalah dalam persingan.
Semakin berkembangnya teknologi internet dan smartphone, memberikan dampak negatif pada toko – toko offline. Para konsumen yang biasanya rutin datang untuk melihat koleksi terbaru, saat ini cukup dengan membuka katalog online dan melakukan pemesanan online tanpa harus beranjak dan berdesak – desakan untk mendapatkan koleksi terbaru dari brand yang mereka inginkan.
Jadi, buat temen – temen yang tertarik untuk masuk ke dunia clothing distro, pastikan brand kamu didukung oleh tim yang memiliki kemampuan di bidang promosi digital agar dapat bersaing dengan kompetitif. Pastikan juga konsep yang kamu punya adalah konsep yang unik, agar brand kamu bisa tercatat didalam sejarah Perkembangan Industri Clothing Distro di Indonesia.
0 Comments